Tips Kesehatan - LEMAK kerap kali disosiasikan sebagai salah satu zat yang mesti dihindari. Banyak orang yang berasumsi lemak tak baik bagi tubuh karena bisa menambah berat badan atau menyebabkan penyakit. Padahal itu tak seluruhnya benar, faktanya lemak adalah salah satu zat gizi yang dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi.
Selain sebagai sumber energi, lemak juga berperan sebagai pelarut vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E, dan K serta sumber asam lemak esensial. Dalam seminar setengah hari yang digelar Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bertema Pentingnya lemak esensial bagi tubuh, Sabtu (12/2), Dr Ratna Djuwita memaparkan lemak sebenarnya tak seluruhnya bersifat sama, tapi memiliki banyak jenis.
Lemak, urainya, terdiri atas asam lemak jenuh atau saturated fatty acid (SAFA), lemak trans atau trans fatty acid (TFA), dan asam lemak tak jenuh. Jenis asam lemak tak jenuh pun terbagi atas asam lemak tak jenuh jamak atau polyunsaturated fatty acid (PUFA) dan dan asam lemak tak jenuh tungal atau mono unsaturated fatty acid (MUFA).
Adapun SAFA dan TFA kerap diasumsikan sebagai lemak 'jahat' karena bila dikonsumsi berlebihan akan menaikkan kadar lemak dalam darah dan kadar kolesterol darah yang bisa memicu berbagai penyakit serius seperti jantung, stroke, dilipidemia, dan hipertensi.
Sementara itu, asam lemak tak jenuh MUFA dan PUFA dikaitkan dengan lemak baik karena sifatnya yang menyehatkan. Turunan dari asam lemak tak jenuh adalah asam lemak esensial yang sangat dibutuhkan terutama dalam proses tumbuh kembang anak, sedangkan pada orang dewasa lemak ini bermanfaat menyehatkan kardiovaskular yakni jantung dan pembuluh darah.
Dr Ratna menyatakan, "Berdasarkan penelitian, konsumsi lemak orang Indonesia secara kuantitas sudah cukup baik, tapi secara kualitas masih kurang baik. Di zaman modern ini, banyak yang masih mengonsumsi lemak dari makanan yang tidak sehat, seperti dari fast food dan gorengan."
Untik itu ia memberikan rincian berapa kadar lemak yang sesauai untuk dikonsumsi. "Dari total 30 persen lemak yang dikonsumsi, sebaiknya tak lebih dari 10 persennya merupakan lemak jenuh (SAFA) dan 20 persen adalah lemak tak jenuh yang terdiri atas 6-10 persen lemak tak jenuh (PUFA), dan 10 persen lemak tak jenuh tunggal (MUFA)," tambah Dr Ratna.
Dr Fiastuti dari Departemen Ilmu Gizi Universitas Indonesia lalu memaparkan, "Asupan asam lemak esensial yang cukup dan tepat membantu membentuk dan mengintegrasikan sel-sel membran dan menyehatkan kardiovaskular. Selain itu, juga berperan penting pada system syaraf dan hormon.
Untuk itu, dirinya pun merekomendasikan beberapa jenis makanan yang kaya akan lemak esensial yakni yang mengandung banyak asam lemak omega 3 dan omega 6:
1. Ikan laut misalnya salmon, tuna, tengiri, tongkol, dan ikan kembung.
2. Selain itu, bisa juga didapat dari kacang-kacangan seperti kedelai dan almond.
3. Biji-bijian seperti biji bunga matahari, minyak jagung, dan telur.
4. Tempe dan tahu, makanan khas Indonesia yang kaya akan PUFA.
Selain sebagai sumber energi, lemak juga berperan sebagai pelarut vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E, dan K serta sumber asam lemak esensial. Dalam seminar setengah hari yang digelar Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bertema Pentingnya lemak esensial bagi tubuh, Sabtu (12/2), Dr Ratna Djuwita memaparkan lemak sebenarnya tak seluruhnya bersifat sama, tapi memiliki banyak jenis.
Lemak, urainya, terdiri atas asam lemak jenuh atau saturated fatty acid (SAFA), lemak trans atau trans fatty acid (TFA), dan asam lemak tak jenuh. Jenis asam lemak tak jenuh pun terbagi atas asam lemak tak jenuh jamak atau polyunsaturated fatty acid (PUFA) dan dan asam lemak tak jenuh tungal atau mono unsaturated fatty acid (MUFA).
Adapun SAFA dan TFA kerap diasumsikan sebagai lemak 'jahat' karena bila dikonsumsi berlebihan akan menaikkan kadar lemak dalam darah dan kadar kolesterol darah yang bisa memicu berbagai penyakit serius seperti jantung, stroke, dilipidemia, dan hipertensi.
Sementara itu, asam lemak tak jenuh MUFA dan PUFA dikaitkan dengan lemak baik karena sifatnya yang menyehatkan. Turunan dari asam lemak tak jenuh adalah asam lemak esensial yang sangat dibutuhkan terutama dalam proses tumbuh kembang anak, sedangkan pada orang dewasa lemak ini bermanfaat menyehatkan kardiovaskular yakni jantung dan pembuluh darah.
Dr Ratna menyatakan, "Berdasarkan penelitian, konsumsi lemak orang Indonesia secara kuantitas sudah cukup baik, tapi secara kualitas masih kurang baik. Di zaman modern ini, banyak yang masih mengonsumsi lemak dari makanan yang tidak sehat, seperti dari fast food dan gorengan."
Untik itu ia memberikan rincian berapa kadar lemak yang sesauai untuk dikonsumsi. "Dari total 30 persen lemak yang dikonsumsi, sebaiknya tak lebih dari 10 persennya merupakan lemak jenuh (SAFA) dan 20 persen adalah lemak tak jenuh yang terdiri atas 6-10 persen lemak tak jenuh (PUFA), dan 10 persen lemak tak jenuh tunggal (MUFA)," tambah Dr Ratna.
Dr Fiastuti dari Departemen Ilmu Gizi Universitas Indonesia lalu memaparkan, "Asupan asam lemak esensial yang cukup dan tepat membantu membentuk dan mengintegrasikan sel-sel membran dan menyehatkan kardiovaskular. Selain itu, juga berperan penting pada system syaraf dan hormon.
Untuk itu, dirinya pun merekomendasikan beberapa jenis makanan yang kaya akan lemak esensial yakni yang mengandung banyak asam lemak omega 3 dan omega 6:
1. Ikan laut misalnya salmon, tuna, tengiri, tongkol, dan ikan kembung.
2. Selain itu, bisa juga didapat dari kacang-kacangan seperti kedelai dan almond.
3. Biji-bijian seperti biji bunga matahari, minyak jagung, dan telur.
4. Tempe dan tahu, makanan khas Indonesia yang kaya akan PUFA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar