Sabtu, 29 Maret 2008

Yuk, Atasi Cedera Tulang Belakang



Ketika alat tulisnya jatuh, Yani (34) spontan membungkuk untuk mengambilnya. Namun rasa sakit seolah menyengat bagian punggungnya, setinggi pinggang. Ini bukan yang pertama kalinya bagi Yani.

Penyebab nyeri tersebut, menurut dr Alfred Sutrisno Sp BS, dapat diakibatkan adanya gangguan pada stukruktur tulang, bantalan tulang, atau otot-otot yang terlibat dalam menunjang tulang belakang. Umumnya, kata Alfred, penderita berusia antara 20 dan 45 tahun. Jadi memang pada usia produktif. Jelas, sangat mengganggu produktivitas penderita maupun perusahaan tempatnya bekerja, bukan?

Lebih banyak diderita pria
`'Nyeri tersebut dapat menjalar maupun terlokalisir,'' tutur ahli bedah syaraf Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk, Jakarta, ini. Menurut data yang ada, penderita nyeri pinggang lebih banyak dialami oleh laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Alfred menduga, ini mungkin diakibatkan laki-laki lebih banyak beban kerja yang berisiko.

Lalu, mengapa nyeri pinggang ini bisa terjadi? Dia menyebutkan, `'Itu diakibatkan bergesernya bantalan tulang belakang, lebih dikenal dengan herniated nucleus pulposus.'' Bantalan tulang belakang (discus intervertebrale), jelas Alfred, adalah struktur yang kuat dan tidak menimbulkan rasa nyeri jika pembungkusnya tak utuh. Bantalan ini sendiri bentuknya lunak, mirip jeli.

Robeknya pembungkus bantalan menyebabkan keluarnya inti dari bantalan tulang yang masuk ke dalam rongga tulang belakang. Hal tersebut dapat menekan pembuluh darah balik, kantung saraf maupun saraf itu sendiri. Iritasi akibat penekanan dari bantalan tulang tersebut dapat menyebabkan rasa nyeri sampai kelumpuhan dari saraf yang tertekan.

Gambaran klinis dari herniated nucleus pulposus, jelas Alfred, tergantung dari letak penekanan pada bantalan tulang belakangnya. Itu bisa terjadi akibat adanya riwayat jatuh, mengangkat benda-benda yang berat, atau adanya rasa baal (kesemutan). Pada kelainan ini, gejalanya biasanya bilateral atau dirasakan pada kedua sisi. Meskipun dapat pada salah satu sisi lebih berat. Perasaan pinggang seperti terikat, sampai adanya kelumpuhan, adanya rasa kesemutan di daerah kaki yang sesuai dengan distribusi saraf tersebut.

Penderita yang lebih berat, adanya gangguan pada buang air besar maupun kecil. Manifestasinya berupa sulit kencing atau buang air besar maupun sulit menahannya. Pemeriksaan nyeri tulang belakang, menurut Alfred, dapat berupa foto lumbal, CT Meylografi, dan Megnetic Resonance Imaging (MRI). Pada pemeriksaan foto lumbal dapat terlihat apakah ada penyempitan jarak tulang yang satu dengan yang di atasnya atau di bawahnya. Atau adakah instabilitas?

Bantalan buatan
Alfred menjelaskan, penanganan dari herniated nucleus pulposus dibagi menjadi 2 yaitu, tindakan konservatif dan tindakan operatif. Tindakan konsevatif dengan menganjurkan penderita bed rest atau beristirahat penuh di tempat tidur. Ini dapat dilakukan di rumah maupun di rumah sakit selama 2 sampai 3 minggu dengan tidur di atas papan yang keras. Penangannya dilakukan fisioterapi dengan memakai semacam jaket khusus (Plaster Jacket/Spinal Brace).

Tindakan operatif, dibagi menjadi tindakan operasi biasa atau dengan bedah mikro. Keuntungan bedah mikro, antara lain, luka operasi kecil, jaringan yang rusak akibat dilakukan tindakan operasi minimal dengan hasil yang sangat memuaskan. Waktu rawat pun lebih pendek dibandingkan dengan teknik operasi biasa.

Seiring dengan perkembangan teknologi kedokteran, kini telah dikembangkan teknik pemasangan alat pengganti bantalan yang rusak dengan live surgery, yaitu tindakan operasi langsung pada pasien penderita gangguan syaraf leher. Pada operasi ini akan dilakukan prosedur pemasangan bantalan tulang leher buatan menyerupai fungsi dari bantalan tulang leher sebenarnya.

Dikembangkan oleh Vincent Bryan pada tahun 1990, tehnik dari pemasangan alat baru ini berfungsi untuk mengembalikan fungsi dari bantalan tulang leher yang rusak. Teknik ini sudah banyak dikembangkan di negara-negara maju, seperti Amerika, Eropa, atau Korea, dengan hasil yang baik.

Namun adakah tips yang praktis untuk menghindari cedera tulang balakang? Bagaimana mengatasinya? Berbagai literatur menyarankan agar sedapat mungkin menjauhi stress, belajar bersikap rileks dan menghindari rutinitas. Selain itu, pelajari cara mengangkat beban, berdiri, duduk, dan berbaring dengan benar. Lebih dari itu, olah raga teratur bermanfaat untuk meningkatkan kelenturan otot-otot dan sendi punggung.

Namun jangan terkejut, karena sakit pada punggung ini ternyata bisa diakibatkan oleh gangguan kejiwaan. Benarkah demikian? Ya, menurut Alfred, inilah yang disebut psikosomatik atau sakit akibat gangguan kejiwaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar