Tanaman murbei dikenal sebagai pakan ulat sutera dalam aktivitas persuteraan alam. Di lain pihak, daun murbei juga telah diketahui merupakan ramuan kuno obat tradisional Cina untuk mengobati pengidap penyakit diabetes. Berbagai penelitian tentang alkaloid tanaman murbei yang diduga berkaitan erat dengan efek pengobatan tersebut telah dilakukan, akan tetapi tidak satupun yang dapat menjelaskan bagaimana mekanisme alkaloid-alkaloid tersebut dapat mengurangi penderitaan pengidap sakit diabetes tersebut. Kini dirasakan bahwa penemuan tentang senyawa 1-deoxynojirimycin (DNJ) pada tanaman murbei yang sangat mungkin menjelaskan tentang mekanisme tersebut.
Penemuan senyawa DNJ
Sebetulnya senyawa DNJ telah ditemukan dalam bentuk sintetis sejak tahun 1967, akan tetapi baru berhasil ditemukan dalam bentuk alaminya dari ekstrak daun murbei pada tahun 1976 oleh peneliti-peneliti yang berasal dari Jepang [1]. Sampai saat ini senyawa DNJ hanya baru berhasil diisolasi dari tanaman murbei dan beberapa strain Bacillus spp saja. Dan lebih jauh, senyawa DNJ ini ditemukan tepatnya terkandung di dalam getah tanaman murbei, sebagaimana disampaikan oleh peneliti dari National Institute of Agrobiological Science-Jepang, pada salah satu sesi pertemuan ilmiah tahunan ke-75 masyarakat ilmu persuteraan alam Jepang (Japanese Society of Sericultural Science / JSSS) tanggal 3 dan 4 April 2005 yang baru lalu.
Senyawa DNJ atau dalam rumus kimianya C6H13NO4 adalah senyawa monosakarida yang secara struktur sangat mirip dengan glukosa dan monomer-monomer tetrasakarida pada acarbose, hanya saja terdapat sedikit perbedaan pada rantai akromatik senyawa DNJ terdapat gugus nitrogen (amina). Acarbose sendiri sudah sangat dikenal sebagai obat oral non-insulin komersial bagi penderita penyakit diabetes, yang paling terkenal yaitu bermerek dagang Glucobay di Eropa atau Precose di Amerika Serikat.
Mekanisme kerja DNJ dan acarbose
Mekanisme kerja acarbose [2] dalam mengurangi penderitaan pengidap sakit diabetes adalah sebagai berikut : Secara struktur acarbose mirip dengan glukosa, menghambat aktivitas alfa glukosidase, menginterfensi proses hidrolisis karbohidrat, menghambat penyerapan glukosa dan monosakarida-monosakarida yang lainnya.
Gambar Struktur tetrasakarida acarbose (atas) dan monosakarida 1-deoxynojirimicyn (bawah) (Sumber : Kanai et.al, 2001 [3])
Mekanisme kerja senyawa DNJ sendiri belum sepenuhnya ditemukan dalam mengurangi penderitaan pengidap sakit diabetes. Hanya saja dalam beberapa tahun setelah ditemukannya, senyawa DNJ terbukti menginterfensi proses glikosilasi [4]. Selanjutnya ditemukan lagi bahwa acarbose dan DNJ mempunyai efek yang sama dalam menghambat proses pemecahan oligosakarida seperti maltosa menjadi monomer-monomernya di dalam pencernaan manusia [5]. Satu hal lagi yang lebih penting yaitu struktur molekul acarbose dianggap mirip dengan glukosa, akan tetapi ternyata senyawa DNJ lebih mirip lagi dengan glukosa mengingat acarbose merupakan tetrasakarida sedangkan glukosa dan senyawa DNJ sama-sama merupakan monosakarida.
Intinya baik pada acarbose maupun senyawa DNJ, kedua-duanya mempunyai mekanisme kerja yang sama dalam mengurangi penderitaan pengidap diabetes yaitu dengan menghambat aktivitas enzim glukosidase yang berfungsi memecah senyawa polisakarida menjadi monomer-monomer gula (glukosa).
Harapan baru
Dengan hadirnya penemuan tentang senyawa DNJ ini, pertemuan ilmiah tahunan JSSS yang selalu didominasi oleh pembahasan penelitian mengenai ulat sutera, menjadi memiliki warna baru. Sebagai bagian dari ilmu persuteraan alam, pembahasan tentang tanaman murbei meskipun dalam porsi yang sangat sedikit, cukup penting artinya. Apalagi setelah diketahui adanya senyawa biokimia yang cukup potensial menjadi obat bagi pemulihan kesehatan penderita penyakit diabetes tersebut. Kita harapkan di kemudian hari, sisi lain dari manfaat tanaman murbei, sebagai tanaman sumber pengobatan juga tergali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar